• Berita Bisnis dan UKM

Menko Kemaritiman dan Investasi yaitu Luhut Binsar Pandjaitan kemarin telah menerapkan kebijakan “Work From Bali”. Program yang satu ini sudah secara otomatis diikuti oleh tujuh kementerian dan juga Lembaga yang berada pada naungan Menko Marves. Kebijakan tersebut ditandai dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman dorongan untuk menyediakan akomodasi dalam peningkatan pariwisata The Nusa Dua Bali. 

Dengan hadirnya kebijakan work from Bali ini bisa diharapkan optimalisasi pemulihan pada bidang pariwisata dan Transformasi di pulau Dewata yang sebelumnya telah mengalami penurunan sangat signifikan sebab terkena dampak pandemi Covid-19. Kebijakan tersebut pastinya menimbulkan pro dan kontra pada kalangan ekonomi, sebab beberapa kalangan merasa program yang satu ini hanya akan membuang membuang dana APBN. 

Selain itu, menurut mereka juga daripada APBN tersebut dipakai untuk perjalanan dinas saja, ada bakarnya dana tersebut dialokasikan untuk keperluan yang lebih penting, seperti pada bidang Kesehatan dan belanja untuk perlindungan sosial. Untuk kami pribadi, adanya pro dan kontra di setiap kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah merupakan hal yang sangat wajar. 

Tetapi sebaiknya sebelum memberikan kritik terhadap sebuah kebijakan agar terlebih dahulu untuk memahami bagaimana gambaran sebuah kebijakan secara utuh dan memahami keadaan lapangan secara langsung dan mendalam.

Seperti yang kita ketahui, Bali adalah salah satu tujuan yang paling pertama didatangi oleh para turis dari mancanegara untuk melakukan liburan. Karena adanya pandemic Covid-19 ini, hampir seluruh sektor pariwisata dan perhotelan terkena dampak yang sangat buruk, bahkan beberapa ada pula yang menutup usahanya sebab besarnya pengeluaran tidak sama dengan masukan yang dihasilkan bahkan beberapa juga ada yang tidak sama sekali memperoleh pemasukan.

Melihat realita ini, maka kebijakan dari Menko Marves menemukan peranan dan relevansi yang signifikan untuk menghidupkan kembali beberapa sektor yang telah mati suri ini. Tidak hanya itu saja, kebijakan work from Bali ini bis akita lihat sebagai wujud dari keteladanan pemerintah untuk masyarakat supaya ikut berusaha membantu masyarakat yang bisnis atau usaha nya terkena dampak Pandemi. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi salah satu cara dan tujuan pemerintah untuk menerapkan kebijakan.

Permasalahan adanya dana APBN yang digunakan dari kebijakan ini kami rasa tidak lagi perlu untuk dibesar-besarkan, karena pulihnya sektor ekonomi yang terjadi di wilayah Bali tidak sebanding dengan jumlah besaran dana APBN yang telah digunakan. Oleh sebab itu, ketika sirkulasi perekonomian pada daerah pariwisata telah pulih kembali, maka manfaatnya pun akan berjalan terus menerus untuk masyarakat tempat, bukan hanya pada ketika kebijakan ini sedang berlangsung saja, namun juga setelah kebijakan ini selesai.

Untuk itu sebaiknya kebijakan yang dikeluarkan dari Menko Marves yaitu Work From Bali ini kita dukung dengan penuh supaya bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya. Sebab mungkin saja dengan hadirnya program yang satu ini, nantinya bisa terlahir kembali kebijakan-kebijakan sejenis seperti work from Lombok, work from Jogja, work from Malang dan daerah lainnya di seluruh Indonesia. Dengan demikian, bidang pariwisata dan perhotelan bisa pulih kembali, tidak hanya yang ada di Bali saja namun juga pada daerah daerah lainnya yang sudah menjadi objek pariwisata di Indonesia.

Selain itu, terdapat beberapa manfaat lain untuk masyarakat apabila sektor pariwisata dibuka kembali seperti:

Lapangan Kerja

lapangan kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah sebuah factor pendukung untuk pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk menciptakan pembangunan ekonomi dengan Merata di seluruh tempat dan daerah. Tenaga kerja ini biasanya banyak dibutuhkan oleh biro perjalanan wisata, hotel, tempat makan, toko persewaan, tour guide, souvenir shop dan sejenisnya.

Selain itu, dapat juga menaikkan pendapatan masyarakat. Wisatawan mancanegara dan domestic yang berkunjung aja akan belanja di wilayah wisata. Tidak hanya itu saja, biasanya wisatawan asing juga akan menukar mata uang yang mereka punya sebelum  membelanjakannya.

Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

Terdapat sejumlah contoh langsung dari peningkatan pendapatan masyarakat misalnya pada wisata hutan mangrove. Apabila menanam lebih dari 1,2 juta pohon Mangrove lalu dijadikan tempat wisata, maka bisa bermanfaat untuk menaikkan pendapatan masyarakat di wilayah tersebut. Dampak dari peningkatan ini untuk masyarakat tentu saja sangat terasa.

Menghasilkan Devisa

Kembali dibukanya wisata akan memiliki dampak positif untuk masing masing negara yang mengembangkan nya. Untuk sekarang ini sudah banyak sekali negara yang menjadikan bidang pariwisata sebagai sebuah andalan utama untuk menghasilkan devisa negara contohnya saja seperti Hawai, Thailand, dan juga Indonesia.

Menurut data perkembangan pariwisata yang ada di dunia menunjukkan jika untuk saat ini terjadi resesi dunia di awal tahun 1980-an, bidang pariwisata tetap bisa melaju dengan baik jika dilihat dari jumlah wisatawan internasional dan penerimaan devisa dari bidang pariwisata.